Asal Usul Nenek Moyang Penduduk Indonesia
Sejarah
Singkatnya !
Menurut Franz
dan Paul Sarasin, dua penjelajah dan ilmuwan Swiss yang masih memiliki hubungan
darah (sepupu) menyebutkan bahwa populasi asli kepulauan Indonesia adalah suatu
ras berkulit gelap dan bertubuh kecil dan awalnya ras ini mendiami seluruh Asia
bagian tenggara. Sarasin bersaudara menyebutkan bahwa keturunan populasi asli
tersebut adalah orang-orang Vedda yang dikategorikan sebagai “negrito/negroid”
Tetapi riset di kemudian hari
menjelaskan bahwa sebelum “kedatangan” orang-orang Vedda ke nusantara, telah
terdapat orang-orang asli yang telah menghuni di kepulauan-kepulauan nusantara
seperti orang Kubu yang tinggal di pulau Sumatera dan orang Toala di pulau
Sulawesi.
Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Vedda adalah “imigran” pertama yang masuk ke dunia pulau yang sudah berpenghuni
dan masih dapat dibedakan dari pendahulu mereka berkat model perkakas batu yang
mereka tinggalkan. Kedua ras itu pastilah hidup di tahap “mesolitik” budaya
primitif (Vlekke, 2008)
Masa mesolitikum sendiri adalah zaman
batu (stone age) sekitar 15.000 tahun yang lalu yang ditandai dengan mulainya
batu diasah hingga tajam yang digunakan untuk berburu.
Beberapa waktu setelah kedatangan
orang-orang Vedda, munculah kedatangan dua gelombang baru manusia dalam jumlah
besar yang mendatangi nusantara. Sarasin menyebutnya sebagai Proto-Melayu dan
Deutero-Melayu. Budaya mereka jelas bertipe neolitik dan permukiman awal mereka
mudah dikenali melalui bentuk gerabah yang menyerupai gerabah Cina kuno.
Proto-Melayu
diyakini adalah nenek moyang (mungkin) dari semua orang yang kini dianggap
masuk kelompok Melayu Polinesia yang tersebar dari Madagaskar sampai ke
pulau-pulau paling timur di Pasifik, mereka diperkirakan berimigrasi dari wilayah
Cina Selatan (sekarang Provinsi Yunan) melewati Indochina dan Siam kemudian
masuk ke pulau-pulau di nusantara. Kejadian ini berlangsung pada sekitar 3.000
SM. Sementara itu R. Soekandar (1956) menyebutkan bahwa Proto-Melayu berasal
dari turunan manusia yang disebut “Palaemongoliden” atau Monggol-Tua.
Kedatangan Deutero-Melayu yang berasal dari daerah
Indochina bagian utara, menurut Sarasin bersaudara, mendesak keberadaan
Proto-Melayu ke daerah pedalaman. Hal ini terjadi sekitar tahun 300-200 SM.
Deutero-Melayu diidentifikasikan dengan memperkenalkan perkakas dan sejata besi
ke nusantara. Dan dengan sendirinya di kemudian hari Proto dan Deutero Melayu
berbaur dengan bebas.
Pustaka :
Berdasarkan Hasil Diskusi Kelas yang diambil dari
kajian Pustaka Buku Paket IPS kelas 7 SMP Kurikulum 2013