MANUSIA PEMBELAJAR AKAN MENGAJAR DENGAN HATI

MANUSIA PEMBELAJAR AKAN MENGAJAR DENGAN HATI

Rabu, 18 Januari 2012

THINKING STYLES

GAYA BERPIKIR
Apakah anda pernah berpikir??
Apakah anda pernah bertemu dengan orang yang berbeda pemikiran dengan anda dalam menjawab suatu permasalahan??
Apalagi dalam pembelajaran, khususnya di bidang saya yaitu fisika. Saya memberikan soal yang sama pada dua anak tapi mereka mempunyai cara berbeda dalam menyelesaikannya. Meskipun jawaban akhir mereka sama.
Contoh lain, yang pernah saya terapkan dalam pembelajaran adalah pada Bab “measurement”. Dalam penggunaan alat vernier caliper, saya memberikan contoh pembacaan skala secara KONKRIT yaitu dengan mendemonstrasikan penggunaan dan cara pembacaan di depan para siswa. Para siswapun mencoba melakukan percobaan dan sebagai tugas dirumah saya berikan soal latihan berbentuk ABSTRAK tentang membaca skala vernier caliper.
Di pertemuan berikutnya, rupanya ada sebagian siswa yang merasa kebingungan ketika membawa hal KONKRIT (dlam praktek) menjadi hal ABSTRAK (soal latihan).

Sebagian siswa akan merasa bingung dan kesulitan dalam mengerjakan soal latihan ABSTRAK, karena mereka tidak mampu mentransformasi hal KONKRIT yang mereka pelajari ketika praktikum ke dalam sesuatu gambaran ABSTRAK. 

Dari contoh kasus diatas, maka permasalahan apa yang siswa alami??

Sebenarnya tidak ada masalah pada diri siswa tapi masalah yang mendasar adalah pengertian seorang guru dalam memahami anak didiknya bahwa setiap individu siswanya memiliki kemampuan berbeda dalam menerima dan mengolah informasi yang diberikan gurunya. Lebih singkatnya, ada beberapa individu memiliki GAYA BERPIKIR  berbeda dengan yang lainnya.


Menurut Dr. Anthony F. Gregorc, Gaya Berpikir adalah suatu proses berpikir yang memadukan antara bagaimana pikiran menerima informasi dan mengatur informasi tersebut dalam otak.



Penjelasan istilah :
PERSEPSI : cara kita menerima informasi atau menangkap sesuatu hal, secara pribadi atau individu.
a)  Persepsi Kongkret/Nyata
Persepsi kongkret membuat anak lebih cepat menangkap informasi yang nyata dan jelas, secara langsung melalui kelima indranya, yaitu penglihatan, penciuman, peraba, perasa, dan pendengaran. Anak dengan persepsi konkrit tidak mencari arti yang tersembunyi atau mencoba menghubungkan gagasan atau konsep.
        Kunci ungkapannya: "Sesuatu adalah seperti apa adanya."

b)  Persepsi Abstrak/Kasat Mata 
Persepsi abstrak memungkinkan anak lebih cepat dalam menangkap sesuatu yang abstrak/kasat mata, dan mengerti atau percaya apa yang tidak bisa dilihat sesungguhnya. Sewaktu anak menggunakan persepsi abstrak ini, mereka menggunakan kemampuan intuisi, intelektual dan imajinasinya.
Kunci ungkapannya: "Sesuatu tidaklah selalu seperti apa yang terlihat."

PENYUSUNAN : cara seseorang mengolah informasi yang dia terima di dalam otak mereka.
a) Sekuensial/Berurutan
Metode pengaturan sekuensial membiarkan pikiran anak mengatur informasi secara berurutan, linear atau setapak demi setapak. Anak yang bertipe berurutan biasanya menyukai metode belajar satu demi satu secara berurutan. Orang-orang yang memiliki kemampuan pengaturan sekuensial yang kuat mungkin lebih suka mempunyai suatu rencana dan mengikutinya, daripada bertumpu kepada dorongan-dorongan hati.
Kunci ungkapannya: "Ikuti saja tahap demi tahap." 
  
b) Random/Acak
Pengaturan acak membuat pikiran kita mengatur informasi dalam potongan-potongan dan tanpa rangkaian tertentu, seperti memulai di tengah-tengah atau memulai di akhir bagian dan kembali kepermulaan. Anak yang bertipe acak biasanya lebih menyukai cara belajar yang spontan, tidak harus berurutan. Seolah-olah mereka tidak mempunyai suatu rencana tertentu.
Kunci ungkapannya: "Yang penting selesai!"

Sebagaimana yang dikatakan Dr. Anthony F. Gregorc, bahwasanya gaya berpikir adalah perpaduan antara bagaimana seseorang menerima dan mengolah informasi dalam otak maka beliau membedakan gaya berpikir menjadi empat yaitu gaya berpikir Sekuensial Konkret (SK), Sekuensial Abstrak (SA), Random Konkret (RA), dan Random Abstrak (RA). Berikut ini adalah sekilas penjelasan tentang keempat gaya berpikir tersebut.


1. Gaya Berpikir Sekuensial Konkret (SK)
Anak yang bertipe SK biasanya mengalami kesulitan apabila diminta untuk menangkap suatu pelajaran yang bersifat abstrak dan yang memerlukan daya imajinasi yang kuat. Ia cenderung menangkap pelajaran yang dipresentasikan secara verbal dan yang dapat ia lihat. Dengan kata lain, ia membutuhkan banyak contoh atau peragaan dan semua ini disajikan dalam bentuk yang sistematis dan berurutan. Anak ini tidak bisa diburu-buru untuk menyelesaikan tugasnya, karena dia harus benar-benar memahami informasi yang diterimanya satu demi satu. Ini tidak berarti bahwa ia lebih lamban daripada anak yang lain. Ketertarikannya terhadap kerapian, membuat dia sukar menerima beberapa informasi yang datang bersamaan.
     Istilah kunci baginya adalah “satu demi satu dan nyata.
 a) Sejumlah karakteristik yang lazim dimiliki anak SK Dominan adalah:
      1)     Menerapkan gagasan dengan cara yang praktis
      2)   Menghasilkan sesuatu yang konkret dari gagasan yang abstrak
      3)   Bekerja dengan baik sesuai batasan waktu
      4)   Bekerja dengan sistematis, selangkah demi selangkah atau teratur
      5)    Mencermati sesuatu sampai hal yang sekecil-kecilnya
      6) Mengintrepretasi sesuatu secara harfiah atau logika
 b) Beberapa hal yang sulit dilakukan oleh anak SK dominan adalah:
      1)     Bekerja dalam kelompok
      2)   Berdiskusi tanpa tema spesifik
      3)   Bekerja di dalam lingkungan yang tak teratur
      4)   Mengikuti pengarahan yang petunjuknya tidak lengkap
      5)    Bekerja dengan orang yang tidak memiliki pendirian
      6)   Berhadapan dengan ide-ide yang abstrak
      7)    Dituntut untuk "menggunakan imajinasinya"
      8)   Kalau disodori pertanyaan tanpa jawaban yang salah atau benar

(Tobias, 2009: 16-71)


Bobbi de Porter dalam bukunya Quantum Thinker (2009:48) member istilah baru untuk orang yang memiliki gaya berpikir Sekuensial Konkret yaitu Pemikir Terstruktur (PT). Dia juga menambahkan bahwa pemikir ini  perfeksionis yang berorientasi pada detail dan belajar saat melakukan. PT jago dengan tanggal, fakta, rumus dan daftar.

2.   Gaya berpikir Sekuensial Abstrak (SA)
Anak yang bertipe SA dilengkapi Tuhan dengan kemampuan penalaran yang tinggi. Anak ini cenderung kritis dan analitis karena dia memiliki daya imajinasi yang kuat. Pada umumnya ia menangkap pelajaran atau informasi secara abstrak dan tidak memerlukan peragaan yang kongkret. Biasanya ia bersifat pendiam dan menyendiri karena ia sibuk berpikir dan menganalisa. Ia pun lebih menyukai pelajaran atau informasi yang disajikan secara sistematis. Istilah kunci baginya adalah “satu demi satu dan imajinatif.”
a) Sejumlah karakteristik yang lazim dimiliki anak SA dominan adalah:
  1)   Mengumpulkan data sebelum membuat kesimpulan
  2)   Menganalisis dan meneliti gagasan
  3)   Menggambarkan urutan peristiwa secara logis
  4)   Menggunakan fakta untuk membuktikan suatu teori
  5)   Mudah memahami sesuatu apabila mempelajarinya dengan mengamati,    bukan mengerjakannya
 6)   Hidup dalam dunia gagasan yang abstrak
 7)   Menyelesaikan suatu persoalan sampai tuntas.
b) Beberapa hal yang sulit dilakukan oleh anak SA dominan adalah:
   1)     Bekerja dengan batasan waktu
   2)   Mengulang-ulang tugas yang sama
   3)   Kalau banyak rambu dan peraturan yang spesifik
   4)   Mengungkapkan emosi atau perasaan yang ada pada dirinya
  5) Berdiplomasi untuk menyakinkan orang lain tentang sudut     pandangnya
( Tobias, 2009: 16-71)
Bobbi de Porter dalam bukunya Quantum Thinker (2009:49) memberi istilah baru untuk orang yang memiliki gaya berpikir Sekuensial Abstrak (SA) yaitu Pemikir Ekplorasi (PE). Dia menambahkan bahwa pemikir ini lebih menyukai eksperimen, lebih kreatif, dan terbuka pada lompatan intuitif, dan bukan pendekatan PT yang selangkah demi selangkah. Terkadang, mereka tak menyadari waktu, dan tak bisa menyelesaikan tenggat waktu, tapi mereka juga mencari cara kreatif baru untuk bertindak dan suka mengeksplor ide-ide dan sistem baru.


3. Gaya berpikir Random Konkret (RK)
    Anak yang bertipe RK adalah anak yang penuh dengan energi dan ide-ide yang segar. Ia belajar banyak melalui panca inderanya dan tidak terlalu tertarik dengan hal-hal yang memerlukan penalaran abstrak. Ciri praktisnya yang diperkuat oleh kemampuannya menerima pelajaran secara acak membuatnya menjadi orang yang penuh dengan ide-ide yang baru. Kesulitannya adalah melakukan hal-hal yang sama, sebab baginya hal ini sangat membosankan. Anak bertipe ini cenderung mengalami masalah dalam sistem pengajaran di sekolah sebab ia bukanlah tipe penurut. Istilah kunci baginya adalah “spontan dan nyata”.

 a.   Sejumlah karakteristik yang lazim dimiliki anak RK dominan adalah:
1)     Mengilhami orang lain untuk bertindak
2)   Memberi sumbangsih berupa gagasan yang tak lazim dan kreatif
3)   Menerima keragaman tipe manusia
4)   Berpikir cepat tanpa bantuan orang lain
5)    Berani mengambil resiko
6)   Mengembangkan dan menguji coba berbagai pemecahan masalah
7)    Menggunakan pengalaman hidup yang nyata untuk belajar
8)   Mencoba sendiri, bukan sekedar percaya pada pendapat orang lain

b.)   Beberapa hal yang sulit dilakukan oleh anak RK dominan adalah:
    1)     Kalau ada rambu-rambu dan keterbatasan
    2)   Kalau menghadapi hal-hal rutin
    3)   Mengulang sesuatu yang sudah dikerjakan
    4)   Membuat laporan yang formal dan rinci
   5)    Kalau harus menunjukan apa yang menjadi alasan dari     jawabannya
(Tobias, 2009: 16-71)

Bobbi de Porter dalam bukunya Quantum Thinker (2009:50) memberi istilah baru untuk orang yang memiliki gaya berpikir Random Konkret (RK) yaitu Pemikir Logis (PL). Dia menambahkan bahwa pemikir ini lebih senang menganalisis sehingga mereka sangat jago melakukan penelitian karena mereka bisa menemukan ide dan informasi penting, terutama jika tertata dengan baik. Mereka berpikir secara logis dan rasional serta mengajukan pertanyaan untuk mengetahui kenapa, dan bagaimana di balik segala hal.

4. Gaya berpikir Random Abstrak (RA)
Anak yang bertipe RA, pelajaran yang disajikan secara berurutan atau sistematis tidaklah menarik. Cara belajar anak model ini tidak teratur dan penjadwalan sangat menyiksa dirinya. Ia tidak terbiasa terpaku oleh pengajaran di dalam kelas; baginya semua pengalaman hidup merupakan pelajaran yang berharga. Istilah kunci baginya adalah “spontan dan imajinatif.”
a.     Sejumlah karakteristik yang lazim dimiliki anak RA dominan adalah:
1)     Mendengarkan orang lain dengan sungguh-sungguh
2)   Menciptakan situasi damai dengan orang lain
3)   Menyadari kebutuhan emosional orang lain
4)   Melakukan sesuatu sesuai dengan caranya sendiri
5)    Memiliki banyak prinsip umum yang luas
6)   Menjaga hubungan persahabatan dengan siapa saja
7)    Berperan serta dengan antusias dalam pekerjaan yang mereka sukai
8)   Mengambil keputusan dengan perasaan, bukan dengan pikiran

b.    Beberapa hal yang sulit dilakukan oleh anak RA dominan adalah:
1)     Kalau harus menjelaskan atau membenarkan perasaan
2)   Berkompetisi dan bekerjasama dengan orang-orang tidak bersahabat
3)   Memberikan rincian dengan tepat
4)   Menerima kritikan sekalipun positif
5)    Berfokus pada satu hal pada satu waktu
(Tobias, 2009: 16-71)

Bobbi de Porter dalam bukunya Quantum Thinker (2009:49) memberi istilah baru untuk orang yang memiliki gaya berpikir Random Abstrak (SA) yaitu Pemikir Fleksibel (PF). Dia menambahkan bahwa sebelum membuat keputusan atau membentuk opini, pemikir ini membutuhkan waktu untuk merenung dan meresapi informasi baru serta ingin melihat gambar keseluruhan sebelum masuk ke detail.

Perlu diingat, tidak ada satu individu yang hanya mempunyai satu gaya. Kita semua masing-masing mempunyai sebuah gaya dominan atau beberapa gaya yang merupakan paduan unik antara kelebihan dan kemampuan bawaan kita.

DAFTAR PUSTAKA
DePorter, Bobbi dan Mike Hernarcki. 2009. Quantum Thinker. Bandung : Kaifa
Tobias, Cynthia Ulrich. 2009. Cara Mereka Belajar (The Way They Learn). Jakarta: Pionir Jaya.

Kamis, 05 Januari 2012

PENGERTIAN LEARNING MODEL

LEARNING   MODEL


1. Pengertian “Learning Model
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematika mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. Dapat pula dikatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran memiliki ciri-ciri khusus yaitu :
a.   Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
b.   Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.
c.   Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil.
d.   Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Kardi dan Nur, Pengantar pada Pembelajaran dan Pengelolaan Kelas, (Surabaya: Unipress 2003:hal 9)

2. Perbedaan antara Model, pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran
Jika anda adalah seseorang yang berkecimpung atau nyemplung dalam dunia pendidikan, apalagi posisi anda adalah sebagai seorang guru tentunya anda akan di hadapkan akan istilah2 diatas. Di perkuliahan tentunya saya mendapatkan ilmu pendidikan dalam mata kuliah proses belajar mengajar (MKPBM). Pelajaran dasar untuk membedakan antara model, pendekatan, strategi, metode, dan teknik tentunya saya dapat di MKPBM 1. Namun, sayang dan sangat disayangkan bahkan sampe MKPBM 2, 3 dan mpe saya lulus, rupanya saya masih belum mudeng. Ilmu yang saya dapat tidak dapat terekam sama sekali. Gak bermakna sampe ke otakku (tau deh model pembelajaran apa yg dosen berikan padaku????) Bukannya saya gak mudeng karena saya bodoh tapi waktu itu tidak ada penegasan antara perbedaan itu sehingga menimbulkan kerancuan dalam pikiran saya. Otomatis otak saya ragu dalam me-save. Ujung2nya lupa deh!!!
Segenap kata2 diatas adalah sekedar keluhan saya dengan dosen saya. Pak Dosen….. Bu Dosen….. bukannya saya kurang ajar!! Tapi saya masih bingung aja!! Bapak sama ibu Dosen selalu meminta kami para calon guru untuk memakai model pembelajaran biar nanti kalo ngajar murid pada tertarik dan pembelajaran jadi bermakna. Lalu pertanyaannya apa bapak ibu dosen mengajar kami pakek model pembelajaran seperti yang bapak ibu jelaskan!!!. Saya rasa kagak dah!! Hanya beberapa dosen saja yang pakek!! Dosen yang saya inget itu Bu Mahdewi….Beliau kalo ngajar “OPTIK” pasti ada motivasinya. Siip!!
Wuuoooooooookeh………. Kembali ke masalah awal yaitu apa Perbedaan antara Model, pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran ?? Penjelasan ini akan saya awali dengan penjelasan istilah berdasarkan “Kamus Besar Bahasa Indonesia” (http://kamusbahasaindonesia.org). Berikut penjelasan masing2 istilah tersebut :
Model adalah
pola (contoh, acuan, ragam, dsb) dr sesuatu yg akan dibuat atau dihasilkan.
Pendekatan adalah
Antr usaha dlm rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dng orang yg diteliti.
Strategi adalah
rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus;
Metode adalah
cara teratur yg digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dng yg dikehendaki; cara kerja yg bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yg ditentukan;
Teknik adalah
cara (kepandaian dsb) membuat atau melakukan sesuatu yg berhubungan dng seni; atau sistem mengerjakan sesuatu.

Penjabaran diatas, hanya sebagai referensi buat para pembaca. Bahwasanya menurut kamus bahasa Indonesia istilah2 itu memiliki pengertian masing2.

Okelah….. ta dek poiint ja!! Biar tidak ada kebingungan lagi dengan istilah2 tersebut maka saya akan membagi apa yang saya dapat dari dosen virtual saya (Bapak Akhmad Sudrajat dan Riawan Yudi Purwoko). Berdasarkan dua bapak2 itu maka saya rangkumlah dua pemikiran itu menjadi satu dalam blog ini. Berikut ini akan saya paparkan istilah-istilah tersebut menurut beliau, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut di dalam dunia pembelajaran :

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas (lah…. makanya itu antara model pembelajaran yang satu (1) dengan yang lainnya berbeda sintaksnya dan memiliki ciri khas tersendiri). Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut :

                                      (Akhmad Sudrajat)

Pendekatan pembelajaran adalah konsep dasar yang mewadahi, menginsipirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu (Purwoko;2009:2).
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
1)     pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan
2)   pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).
Kalo berdasarkan pengalaman saya, pendekatan itu cenderung mengarah ke teori yang kita gunakan untuk mendasari pembelajaran kita di kelas dan pembelajaran pada zaman sekarang, pendekatan lebih mengarah pada student centered approach. Misalnya:
Ø  Pendekatan yang lumrah dalam proses pembelajaran bahkan dalam buku sekolah telah ada adalah pendekatan CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL). Jika dalam bentuk judul skripsi seperti ini Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (Ctl) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Listrik Dinamis di SMA Negeri 2 Lamongan” (skripsi sobat ane!!).
Ø  Pendekatan teori Multiple Intelligences (MI). Dalam arti, pembelajaran ini mengarah pada pembelajaran yang prosesnya melalui pendekatan kecerdasan yang telah dimiliki oleh masing2 siswa dan memaksimalkannya untuk kepentingan mencapai tujuan pembelajaran.  Jika dalam bentuk judul skripsi seperti iniPenerapan Teori Multiple Intelligences dalam Pembelajaran Fisika SMP Kelas VIII Semester 2 Bab Bunyi” (hibah penelitian ane ma sobat!!).
Ø Pendekatan “Gaya berpikir model Gregorc”. Dalam pembelajaran guru akan melakukan proses belajar mengajar dengan menggunakan pendekatan gaya berpikir yang dimiliki siswa. Ini dalam skripsi ane!!! Judulnya gini “Studi Komparasi Prestasi Belajar antar Gaya Berpikir Siswa pada Materi Pokok Cahaya di Kelas VIII RSBI SMP Negeri 1 Kota Mojokerto”. Dalam skripsi ini saya menggunakan model pembelajaran diskusi, pendekatan Gaya berpikir model Gregorc dan metode pemecahan masalah.
Ø Yang lainnya pembaca pikirkan sendiri, pendekatan itu bisa anda ambil dari teori2 pembelajaran atau dari teori tentang kompetensi yang dimiliki siswa.

Kemp (Wina Senjaya, 2008 dalam web Sudrajat) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008 dalam web Sudrajat). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya, 2008 dalam web Sudrajat).

Jadi, Strategi pembelajaran hanya sebuah rencana yang bersifat konseptual sedangkan metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya:
(1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) eksperimen; (6) penyelidikan; (7) Pemecahan masalah (8) pengalaman lapangan; (9) brainstorming; (10) debat, dan sebagainya.
ATAU
Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan dan strategi pembelajaran. Namun, satu pendekatan atau strategi dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. (Purwoko, 2009:1).

Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.

              Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)

DAFTAR PUSTAKA
1.       Sudrajat, akhmad. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-pembelajaran/ diakses 28 Desember 2011.
2.      Purwoko, Riawan Yudi. 2009. Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran.http://umpwr.ac.id/elearning/centerump/document/goto/index.php?url=%2FBeda.pdf&cidReq=MAT1. Diakses 28 Desember 2011.