MANUSIA PEMBELAJAR AKAN MENGAJAR DENGAN HATI

MANUSIA PEMBELAJAR AKAN MENGAJAR DENGAN HATI

Kamis, 29 Desember 2011

PeNilaiAn KeMAMPUan PSIkomotor SisWa

Kemampuan Psikomotor Siswa Kelas IV-A SDN Wonokromo III Surabaya pada Pokok Bahasan Perubahan Wujud Zat

Oleh :
Weka Ardiansyah, S.Pd.
Dosen Pembimbing :
Frida Ulfa Ermawati, M.Sc.
Pendidikan Fisika FMIPA Universitas Negeri Surabaya

ABSTRAK



Makalah ini melaporkan hasil kerja peneliti dalam menilai kemampuan psikomotor siswa kelas IV-A SDN Wonokromo III Surabaya pada pokok bahasan Perubahan Wujud Zat. Tujuannya adalah untuk mengetahui kemampuan psikomotorik siswa pada topik yang disebutkan dan macam-macam faktor yang menyebabkan keengganan guru dalam melakukan penilaian kinerja. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Terdapat dua hasil utamayang diperoleh dari penelitian ini, yaitu (1) kemampuan psikomotor siswa kelas empat sekolah dasar memperoleh nilai rata-rata sebesar 62 dengan nilai maksimum 100; (2) Faktor jumlah siswa yang besar dalam kelas dan alat dan bahan percobaan yang terbatas adalah hambatan utama guru dalam melakukan penilaian kinerja pada siswa; dan faktor lain yang paling mendasar adalah tidak semua kompetensi dasar yang tercantum dalam (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) KTSP dapat dilakukan penilaian kinerja.

Kata  Kunci          : Kemampuan Psikomotor, Siswa SD dan Perubahan Wujud Zat


A.  Pendahuluan
 
Sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 25 (4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 20051) tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ini berarti bahwa pembelajaran dan penilaian harus mengembangkan kompetensi peserta didik yang berhubungan dengan ranah afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), dan psikomotor (keterampilan). Meskipun demikian, beberapa fakta menunjukkan bahwa pembelajaran IPA di sekolah dasar masih mempunyai sejumlah kelemahan.
Salah satu kelemahan itu adalah bahwa penilaian untuk mata pelajaran IPA masih didominasi dan berfokus pada penilaian hasil belajar ranah kognitif melalui tes. Tes tersebut hanya mengukur dan mengevaluasi tentang sejauh mana siswa SD mampu menguasai (mengetahui) sejumlah konsep-konsep IPA yang terdapat dalam buku ajar. Dengan kata lain, pembelajaran IPA yang demikian jelas lebih menekankan pada penguasaan sejumlah konsep dan kurang menekankan pada penguasaan kemampuan dasar kerja ilmiah atau keterampilan proses IPA. Padahal, terlepas dari pengusaan konsep, mengembangkan rasa ingin tahu dan berfikir kritis mereka juga penting (Anonim, 2009a)2.
Sering kali dalam kegiatan pembelajarannya di sekolah itu, ketika seorang guru melakukan suatu percobaan, guru tidak menilai keterampilan kinerja siswanya. Sebagai gantinya, guru hanya mengevaluasi kognitif siswanya. Itu dibenarkan karena kebanyakan guru tidak mempunyai cukup pengalaman keterampilan dalam mengevaluasi keterampilan kinerja. Dampaknya adalah ketidakmauan guru untuk melakukan penilaian kinerja. (Anonim, 2009b)3
Berdasarkan argumentasi di atas, penulis makalah ini tertarik untuk melakukan studi kasus dalam mengukur kemampuan psikomotor siswa kelas IV SDN Wonokromo III Surabaya pada pokok bahasan Perubahan Wujud Zat. Tujuannya untuk mengukur kemampuan psikomotor dan  menemukan faktor batasan lain yang dihadapi guru sekolah dasar dalam menilai keterampilan kinerja siswanya. Dalam penelitian ini, 6 (enam) siswa kelas empat SDN Wonokromo III Surabaya digunakan sebagai sampel.

B.  Kajian Teori

2.1.        2.1. Pengertian Psikomotor

Hasil belajar peserta didik dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Apapun mata pelajarannya selalu mengandung tiga ranah itu, namun penekanan masing-masing ranah berbeda. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir, (menghafal, memahami, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi). Ranah afektif mencakup perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Ranah psikomotor (kinerja) adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. (Anonim, 2009c)4
    Berkaitan dengan psikomotor, Bloom (dalam Sudrajat5) berpendapat bahwa ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan 6(enam) aspek yang perlu dimiliki siswa, yaitu (a)  kesiapan (readiness); (b) peniruan (imitation); (c)   membiasakan (habitual); (d) menyesuaikan (adaptation) dan (e) menciptakan (origination).
    Singer (dalam anonim4) menambahkan bahwa mata pelajaran yang berkaitan dengan psikomotor adalah mata pelajaran yang lebih beorientasi pada gerakan dan menekankan pada reaksi–reaksi fisik dan keterampilan tangan. Keterampilan itu sendiri menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam suatu tugas atau sekumpulan tugas tertentu.

2.2.      Pembelajaran Psikomotor
    Dalam melatihkan kemampuan psikomotor atau keterampilan gerak ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar pembelajaran mampu membuahkan hasil yang optimal. Mills4) menjelaskan bahwa langkah-langkah itu adalah : (a) menentukan tujuan dalam bentuk perbuatan, (b) menganalisis keterampilan secara rinci dan berurutan, (c) mendemonstrasikan keterampilan disertai dengan penjelasan singkat dengan memberikan perhatian pada butir-butir kunci termasuk kompetensi kunci yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan dan bagian-bagian yang sukar, (d) memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba melakukan praktik dibawah pengawasan dan bimbingan, (e) memberikan penilaian terhadap usaha peserta didik.
Dalam proses pembelajaran keterampilan,  keselamatan kerja tidak boleh dikesampingkan oleh guru maupun peserta didik. Leighbody4) menjelaskan bahwa keselamatan kerja tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran psikomotor.

2.3.      Penilaian Hasil Belajar Psikomotor
Leighbody4) menjelaskan bagaimana menilai hasil belar psikomotor. Dia berpendapat bahwa penilaian hasil belajar psikomotor mencakup:
a.     kemampuan  menggunakan alat dan sikap kerja,
b.    kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan menyusun urut-urutan pengerjaan,
c.     kecepatan mengerjakan tugas,
d.     kemampuan membaca gambar dan atau simbol,
e.     keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran yang telah ditentukan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa penilaian hasil belajar psikomotor atau keterampilan harus mencakup persiapan, proses, dan produk dalam percobaan. Penilaian dapat dilakukan pada saat proses berlangsung atau setelah selesai melakukan percobaan.

2.4.      Pengumpulan Data Penilaian Psikomotor
Sebuah tes kinerja4), dalam bentuk lembar kinerja, meliputi daftar periksa/check list dan skala penilaian (rating  scale) ditempatkan untuk menilai kinerja siswa. Daftar periksa adalah  daftar  pertanyaan atau pernyataan dimana seorang penilai memberikan check (centang) pada pertanyaan berdasarkan aspek tertentu yang dinilai. Skala penilaian adalah lembar yang berisi pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan yang diboboti menurut perbandingan dengan skala 1-4, dimana skala 1 mewakili kinerja paling rendah dan skala 4 mewakili kinerja terbaik.

2.5.       Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi6) adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan tingkat kelulusan paling rendah yang di capai  peserta didik disebut sebagai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). KKM yang mewakili tingkat kompetensi yang dicapai adalah dalam rentang antara 0-100. Secara nasional, KKM yang diharapkan adalah sebesar  75.
 Dikarenakan tiap standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda, maka untuk penetapan KKM ditentukan dengan 3 (tiga) kriteria penilaian, yaitu
1.      Tingkat kompleksitas, ini meliputi kesulitan/kerumitan setiap indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.
2.    Daya dukung, meliputi Sarana percobaan dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai oleh sekolah, seperti perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses pembelajaran.
3.    Tingkat kemampuan (intake) tiap kelas di sekolah ditentukan berdasarkan kinerja siswa tahun sebelumnya, jika kinerja siswa sebelumnya bagus, skor penilaian dari siswa yang ada adalah tinggi begitupula sebaliknya.
Untuk memudahkan analisis setiap indikator, perlu dibuat kriteria penskoran yang disepakati oleh guru yang bersangkutan.

Tabel 1: Kriteria penskoran dalam penetapan KKM

Aspek yang dianalisis
Kriteria Penskoran
Kompleksitas
Tinggi
1
Sedang
2
Rendah
3
Daya dukung
Tinggi
3
Sedang
2
Rendah
1
Intake siswa
Tinggi
3
Sedang
2
Rendah
1 

Dari kriteria dasar yang diberikan pada tabel 1 di atas, maka KKM yang ditentukan untuk pokok bahasan Perubahan Wujud Zat adalah sebagai berikut :
Aspek yang dianalisis
Kriteria Penskoran
Kompleksitas
Sedang (2)
Daya dukung
Tinggi (3)
Intake siswa
Rendah (1)


  Jadi nilai KKM-nya adalah



    .................(1)



2.6.        Perubahan Wujud Zat
Benda akan mengalami perubahan wujud apabila mengalami proses pemanasan atau pendinginan.  Macam Perubahan Wujud Benda yaitu7) :
a.     Kondensasi/mengembun yaitu suatu proses perubahan wujud dari gas menjadi cair.
b.    Mencair/melebur yaitu suatu proses perubahan wujud dari padat menjadi cair.
c.     Menguap yaitu suatu proses perubahan wujud dari air menjadi uap air.
d.     Menyublim yaitu suatu proses perubahan wujud dari benda padat menjadi gas.
e.     Membeku yaitu suatu proses perubahan wujud dari benda cair menjadi padat.
f.  Mengkristal/deposisi yaitu suatu proses perubahan wujud benda dari gas menjadi padat

Gambar 1 : Siklus Perubahan Wujud Zat dengan a. Membeku, b. Mencair, c. Menyublim, d. Mengkristal, e. Mengembun, f. Menguap.

C.  Metode Penelitian

3.1.        Desain Penelitian
Penelitian ini8) adalah penelitian kualitatif deskriptif yang memusatkan secara intensif pada satu obyek tertentu yaitu kemampuan psikomotor dari 6 siswa. Adapun desain penelitian adalah sebagai berikut :

3.1.        Teknik Analisis data
Berdasarkan aspek-aspek yang disiapkan dalam lembar penilaian kinerja, peneliti menentukan bobot masing-masing aspek dan melengkapinya dengan skala 1 sampai 4. Arti dari skor sebagaimana dijelaskan pada bagian 2.4. (pengumpulan data dalam penilaian psikomotor). Skala mewakili skor siswa dari tiap aspek. Dengan mengalikan skor dan bobot, kemampuan psikomotor siswa dapat dihitung (lihat Persamaan 2).
Nilai kemampuan  psikomotor siswa
=  ∑ (B x S) ……………………………(2)
Keterangan :
B     =   Bobot
S     =   Skor (dari skala 1- 4)

D.  Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan kinerja 6 siswa dan analisis menggunakan Persamaan (2), diperoleh sebagai berikut (lihat Gambar 3), sedangkan kemampuan siswa untuk tiap aspek yang dinilai dapat dilihat pada Gambar 4.


Gambar 3: Profil nilai psikomotor siswa pada  pokok bahasan Perubahan Wujud Zat. Penjelasan terhadap hasil tersebut  diberikan pada bagian bawah dari gambar ini



                                 
Safety Work                                                                                    Cleaness                        


Gambar 4 : Profil pencapaian siswa untuk kelima  aspek yang dinilai. Kelima aspek tersebut diberikan pada tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Rekapitulasi nilai maksimum dari tiap aspek yang dinilai sebagai acuan dalam memboboti kinerja siswa pada Gambar 4. Dengan catatan bahwa skala maksimum untuk tiap aspek adalah 4.

No.
Aspek yang dinilai
Bobot (B)
Skor (S)
Nilai maksimum tiap aspek
 (B x S)
1.
Ketepatan dalam memilih alat dan bahan untuk mengumpulkan data
4
1-4
16
2.
Kecakapan menggunakan alat dan bahan dengan teliti dalam pengumpulan data
8
1-4
32
3.
Peralatan digunakan dengan aman dan tepat
3
1-4
12
4.
Peralatan dan bahan di letakkan dengan baik dan area percobaan dibersihkan
4
1-4
16
5.
Menggunakan strategi untuk efisiensi waktu
6
1-4
24
Total
25

100


 Berdasarkan hasil penilaian psikomotor pada Gambar 3 dan nilai KKM sebesar 67 (lihat persamaan 1), terdapat dua perbedaan hasil yang diperoleh siswa, yaitu 1 siswa bernilai diatas 67 dan sisanya kurang dari 67. Maka rata-rata kemampuan siswa tersebut adalah 62.

Berdasarkan Gambar 4, dapat dilihat bahwa beberapa kinerja siswa pada aspek penilaian pertama (ketepatan memilih alat dan bahan secara tepat)  secara maksimal, yaitu 5 siswa memperoleh skor 4 dan hanya 1 siswa yang memperoleh skor 3. Itu karena penulis mengatur Lembar Kerja Siswa (LKS) tanpa menunjukkan jenis alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan, sehingga mereka menentukannya sendiri dan mereka melakukan dengan baik!. Di aspek penilaian kedua 1 (keterampilan dalam menggunakan alat dan bahan untuk mengumpulkan data yang akurat), terdapat dua siswa memperoleh skor 3 (hampir sempurna), sedangkan sisanya memperoleh skor 2, yang artinya bahwa beberapa siswa tidak memiliki keterampilan dalam menggunakan alat dan bahan untuk mengumpulkan data dengan akurat. Dikarenakan aspek ini mempunyai bobot terbesar (8), hasil aspek ini mempengaruhi nilai kemampuan psikomotor siswa.

Untuk aspek penilaian ketiga (menggunakan peralatan secara aman dan tepat), semua siswa mempunyai kemampuan yang sama. Sedangkan aspek penilaian keempat (siswa diminta untuk membersihkan alat dan daerah kerja setelah melakukan percobaan), terdapat hanya 1 siswa yang dpat melakukannya. Pada aspek penilaian terakhir (strategi untuk mempercepat waktu kerja), ditemukan bahwa semua siswa bekerja secara lambat, lebih jelasnya dari skor mereka masih 1 dan maksimum 2.


E. Temuan, Simpulan dan Saran

5.1.      Temuan
               Dari penelitian ini, peneliti menemukan bahwa kemampuan psikomotor siswa kelas empat sekolah dasar, adalah rendah. Itu dapat dipahami karena mereka hanya anak-anak yang belum menyadari pentingnya mempunyai strategi untuk mempercepat waktu kerja dalam melakukan eksperimen. Penemuan yang lainnya, nilai kemampuan psikomotor rata-rata mereka adalah sebesar 62. Nilai ini dapat digunakan sebagai tolok ukur dalam menentukan kemampuan psikomotor siswa kedepan pada pokok bahasan Perubahan Wujud Zat.

5.2.      Simpulan
Dari keseluruhan rangkaian penelitian ini,  akhirnya penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
1.    Kemampuan psikomotor siswa sekolah dasar (SD) kelas IV secara umum rata-rata adalah 62 dengan skor maksimum 100.
2.   Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, penulis dapat menyebutkan faktor-faktor yang menyebabkan ketidakmauan guru dalam melakukan penilaian kinerja, yaitu :
a.   Kesulitan untuk menilai kinerja siswa ketika jumlah siswa besar (lebih dari 6),  tanpa peralatan dan bahan percobaan yang cukup serta jumlah penilai yang hanya satu.
b.   Ketika pada kondisi poin a) dijumpai, penilaian kinerja sangat sulit dilakukan guru untuk mengontrol proses pembelajaran.
c.   Sedangkan faktor lain yang paling mendasar yakni, tidak semua kompetensi dasar yang tercantum dalam (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) KTSP dapat dilakukan penilaian kinerja.

5.3.      Saran
         Meskipun guru menemukan kesulitan dalam menilai kemampuan psikomotor secara obyektif, namun manfaat dalam mengembangkan keterampilan psikomotor siswa sejak dini perlu dilatihkan. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar guru mendorong siswa mereka secara aktif dalam sesi percobaan. Dengan diikutsertakannya secara aktif, siswa akan memperoleh pengalaman bermakna.


Daftar Pustaka
1.Diknas. 2005. Peraturan Pemerintah Nomer 19 Tahun 2005 Tentang Standard Nasional Pendidikan. http://unindra.org/unindra_download/PP%20No.19%20Tahun%202005.pdf (di akses tanggal 21 November 2009)
2.Anonim. 2009a. Penilaian dan Asesmen dalam Pembelajaran Sains. http://docs.docstoc.com/orig/674690/4a3214dc-33f3-4384-9d1f-64e0fe7d54af.pdf ( di akses tanggal 21 November 2009)
3.Anonim. 2009b. Berkenalan Dengan Pendidikan IPA Sekolah Dasar. http://docs.docstoc.com/orig/674690/679a024a-306a-4936-b816-b5cdf921101d.pdf (diakses tanggal 21 november 2009)
4.Anonim. 2009c. Pengembangan Perangkat Penilaian Psikomotor.  http://www.docstoc.com/docs/1987582/2-Pengembangan-Perangkat-Penilaian-Psikomotor270208 (Diakses tanggal 21 November 2009)
5.Sudrajat, akhmad. Tanpa tahun. Taksonomi Bloom. http://www.scribd.com/doc/18022257/Taksonomi-Bloom. ( di akses tanggal 21 November 2009)
6. Diknas. 2006. Penetapan Kriteria Ketuntasan  Minimal (KKM).
7.Rositawaty, S dan Aris Muharam. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam 4 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Kelas IV. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
8.Anonim. 2008. Metode Studi Kasus (Case Study) dalam Penelitian. http://www.google.co.id/search?q=Metode+Studi+Kasus+(Case+Study)+dalam+Penelitian&sourceid=opera&num=0&ie=utf-8&oe=utf-8 .  (diakses tanggal 21 november 2009)