MANUSIA PEMBELAJAR AKAN MENGAJAR DENGAN HATI

MANUSIA PEMBELAJAR AKAN MENGAJAR DENGAN HATI

Selasa, 26 November 2013

KEADAAN PENDUDUK INDONESIA

KEADAAN PENDUDUK INDONESIA

A.      Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk di suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi atau perpindahan penduduk. Penduduk (population) Indonesia ialah mereka yang tinggal di Indonesia pada saat dilakukan sensus dalam kurun waktu minimal 6 bulan, atau mereka yang telah terdaftar secara administrasi kependudukan dimana orang tersebut berdomisili.
Berdasarkan data sensus penduduk Indonesia, dari tahun ke tahun penduduk indonesia mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bahkan pada tahun 2010, data sensus menunjukkan penduduk indonesia sebesar 237,6 juta jiwa. Berdasarkan data World Population Indonesia menduduki peringkat ke-empat Jumlah Penduduk terbanyak di Dunia.


Sumber Data Jumlah Penduduk
a. Registrasi Penduduk
Pencatatan terjadinya peristiwa-peristiwa kelahiran, kematian, dan segala kejadian penting yang mengubah status sipil seseorang sejak lahir sampai mati.
Pencatatan Peristiwa penting  yang berhubungan dengan kehidupan disebut Registrasi vital. Hasilnya disebut statistik Vital.
       b.     Sensus Penduduk (cacah Jiwa)
Sensus penduduk adalah Keseluruhan proses mengumpulkan, menghimpun, menyusun, serta menerbitkan data-data demografi, ekonomi, dan sosial menyangkut semua orang pada waktu tertentu di suatu negara atau wilayah tertentu.
1)     Sensus De Jure
Pencacahan penduduk yang hanya dikenakan hanya pada mereka yang benar-benar bertempat tinggal di daerah atau di negara yang bersangkutan.
2)     Sensus de Facto
Pencacahan penduduk yang dikenakan kepada mereka yang pada waktu diadakan pencatatan berada di dalam daerah atau negara yang bersangkutan.
c.      Survei Penduduk
Survei penduduk pada dasarnya sama dengan sensus penduduk, namun cakupan penduduk yang di cacah hanya sebagian penduduk di wilayah tertentu.


Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam, meliputi:
a)    Kepadatan Penduduk Agraris
Kepadatan penduduk agraris merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang berprofesi sebagai petani dengan luas wilayah pertanian. Dalam hal ini dijadikan sebagai dasar perhitungan adalah jumlah para petani dan luas lahan pertanian.
RUMUS KEPADATAN PENDUDUK AGRARIS
 




b)    Kepadatan Penduduk Fisiografis
Kepadatan penduduk fisiografis adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas tanah atau lahan pertanian. Perbedaan dengan kepadatan agraris atau kepadatan fisiografis tidak memperhitungkan jumlah penduduk petani, tetapi seluruh penduduk yang ada di daerah dibagi lahan pertanian. Untuk menghitung kepadatan penduduk fisiografis menggunakan rumus sebagai berikut:
 


  
c)     Kepadatan Penduduk Aritmatik


Kepadatan penduduk aritmatik yaitu kepadatan penduduk kasar, yaitu dengan perbandingan antara jumlah penduduk suatu daerah dengan luas daerahnya. Untuk menghitung kepadatan penduduk aritmatika suatu daerah digunakan rumus sebagai berikut:


Contoh :
Pada tahun 2011 jumlah penduduk pulau Palu adalah 12.785.340 jiwa, sedangkan luas Palu Palu tersebut mencapai 371.698 km2. Hitunglah kepadatan penduduk artimatik Pulau Palu!
Jawab:

Pada Sub-Tema ini, Kepadatan Penduduk yang akan kita pelajari adalah kepadatan penduduk Aritmatik. Berikut adalah tabel data Kepadatan Penduduk Aritmatik Indonesia :

Tabel 1.1. data Kepadatan Penduduk Aritmatik Indonesia
Tahun
Luas Wilayah Indonesia
Jumlah Penduduk Indonesia
Kepadatan Penduduk Aritmatik (jiwa/km2)
2010
1.904.569 km2
237.641.326 Jiwa
124,77 ≈ 125
2012
1.904.569 km2
257.516.167 Jiwa
135,20  135

Tabel 1.2. Data enam Provinsi di Indonesia yang Terpadat berdasarkan sensus tahun 2010

No.
Provinsi
Kepadatan Penduduk
( jiwa /km2 )
1.
DKI Jakarta
11968.80  ≈   11969
2.
DI Yogjakarta
1067.18     ≈   1067
3.
Jawa Barat
1055.26     ≈   1055
4.
Banten
1001.13     ≈   1001
5.
Jawa Tengah
974.95       ≈     975
6.
Jawa Timur
777.35       ≈     777

Sedangkan Provinsi di Indonesia yang paling kecil kepadatan penduduknya adalah Papua barat, Papua, kalimantan Utara, Kalimantan Tengah. Gambaran tersebut akan lebih mudah untuk diamati pada peta kepadatan penduduk Indonesia berikut ini.

Peta Persebaran Penduduk Indonesia jika dilihat dari Kepadatan Penduduk Aritmatik






DAFTAR PUSTAKA

Wisnu. 2007. IPS terpadu untuk SMP/MTs kelas VIII. Surabaya : inti prima aksara

Rabu, 06 November 2013

DASAR-DASAR KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP


DASAR-DASAR KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

Klasifikasi adalah pengelompokan aneka jenis hewan atau tumbuhan ke dalam kelompok tertentu. Pengelompokan ini disusun secara runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya), yaitu mulai dari yang lebih kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar. Ilmu yang mempelajari prinsip dan cara klasifikasi makhluk hidup disebut taksonomi atau sistematik.
Tujuan dari klasifikasi makhluk hidup adalah:
1.    mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki.
2.    mendeskripsikan ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis yang lain.
3.    mengetahui hubungan kekerabatan antarmakhluk hidup.
4.    memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya.
Manfaat dari klasifikasi makhluk hidup adalah:
1.    Memudahkan kita dalam mempelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam.
2.    Mengetahui hubungan kekerabatan antara makhluk hidup satu dengan yang lain.

BAGAIMANA MELAKUKAN KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP ?
Seorang ilmuwan bernama Carolus Linnaeus melakukan klasifikasi makhluk hidup dengan cara mengklasifikasi berdasarkan persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki suatu makhluk hidup (organisme). Adapun kaidah-kaidah yang di gunakan C. Linnaeus dalam pengklasifikasian adalah sebagai berikut :
1.     Klasifikasi didasarkan pada persamaan dan perbedaan ciri yang terdapat dalam makhluk hidup. (dikenal dengan klasifikasi naturalistik).
2.    Klasifikasi bersifat dikotom. Artinya setiap tahapan klasifikasi didasarkan pada ciri-ciri tertentu dan sekelompok organisme dikelompokkan ke dalam dua golongan berbeda.
3.    Klasifikasi dilakukan berjenjang sehingga bersifat hierarkis (bertingkat = taxon). Dikenal dengan klasifikasi taksonomik.

KLASIFIKASI TAKSONOMIK
Menurut Carolus Linnaeus, klasifikasi taksonomi dilakukan dengan 7 tingkatan (takson). Adapun tujuh takson tersebut dari tingkatan terbesar ke terkecil adalah
1.       Kingdom
2.     Divisio (untuk Tumbuhan) atau Filum (untuk Hewan)
3.     Kelas
4.    Ordo (bangsa)
5.     Familia (suku)
6.    Genus (marga)
7.     Spesies (jenis)

Penamaan Organisme (Makhluk Hidup)
Carolus Linnaeus memberikan patokan dalam penamaan spesies (jenis) tanaman. Setiap spesies diberi nama yang terdiri atas dua kata dengan menggunakan bahasa latin. Ini disebut sebagai sistem nomenklatur binomial (sistem dua nama). Adapun tata cara penamaan tersebut adalah :
1.      kata pertama menunjukkan takson marga (genus);
2.    kata kedua menunjukkan takson spesies (jenis);
3.    huruf pertama marga diawali dengan huruf kapital (besar);
4.    huruf pertama spesies diawali dengan huruf kecil;
5.     kata pertama (marga) terpisah dengan kata kedua (spesies);
6.    penulisan nama dapat dilakukan dengan memberi garis bawah atau menggunakan huruf miring.

Contoh :
1.      Manakah penulisan nama latin yang benar untuk bunga matahari?
A.   Helianthus annuus
B.   Helianthusannuus
C.   Helianthus annuus
D.  Helianthus Annuus

2.    Manakah penulisan nama latin yang benar untuk cendrawasih?
A.   Paradisaeidaeminor
B.    Paradisaeidae minor
C.    Paradisaeidae Minor
D.   Paradisaeidae minor